dokumentasi Microsoft
Gianugo Rabellino, Senior Director for Open Source Communities Microsoft, saat memberikan presentasi di Universitas Indonesia, Rabu (16/11/2011)
KOMPAS.com - Microsoft sebagai perusahaan pembuat perangkat lunak sering disebut-sebut sebagai perusahaan yang paling "tertutup" karena perangkat lunaknya tidak bisa dimodifikasi oleh orang lain.
KOMPAS.com - Microsoft sebagai perusahaan pembuat perangkat lunak sering disebut-sebut sebagai perusahaan yang paling "tertutup" karena perangkat lunaknya tidak bisa dimodifikasi oleh orang lain.
"Tugas saya adalah menyebarluaskan informasi seputar teknologi open source yang sudah mulai dikembangkan Microsoft"
-- Gianugo Rabellino, Senior Director for Open Source Communities Microsoft
Kode-kode rahasia dalam pemrograman perangkat lunak Micorosoft juga terkenal sangat terjaga sehingga hanya "orang dalam" yang bisa mengubahnya. Banyak pengguna akhirnya beralih ke perangkat lunak lain, contohnya yang dikembangkan Linux. Selain bisa di-download gratis, Linux juga lebih terbuka sehingga pengguna bisa melakukan banyak modifikasi.
Microsoft mengklaim sudah mulai memahami pengguna dan sudah lebih terbuka dalam hal pengembangan perangkat lunak. Micorosoft telah siap mendukung teknologi open sourceyang memungkinkan adanya kolaborasi dengan pengembang perangkat lunak yang lain.
Tahun ini, untuk membuktikan komitmennya terhadap open source, Microsoft juga telah bekerja sama dengan berbagai komunitas open source. Untuk membahas lebih lengkap tentang Open Source, KOMPAS.com berkesempatan mewawancara Gianugo Rabellino, Senior Director for Open Source Communities Microsoft di Shangri La Hotel, Jakarta, Rabu (16/11/2011). Berikut cuplikan wawancaranya:
KOMPAS.com: Apa latar belakang Micorosoft mendukung teknologi open source?
Gianugo Rabellino: Microsoft menyadari bahwa tidak ada satupun perusahaan pengembang perangkat lunak yang bekerja secara independen dan dapat menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh konsumen. Kenyatan ini yang memicu Microsoft untuk menjadi organisasi yang lebih terbuka.
KOMPAS.com: Mengapa Microsoft baru memulainya sekarang? Sedangkan kompetitor lain sudah lama memulai teknologi open source?
Gianugo Rabellino: Kami tidak pernah mengklaim perusahaan kami terbuka atau tertutup, hanya saja untuk tahun ini dan ke depannya kami akan lebih terbuka dalam hal kolaborasi. Selama beberapa tahun terakhir Microsoft memang telah mengembangkan teknologi open source, hanya saja belum terdengar di kalangan publik. Untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia teknologi, saya rasa sudah mengetahui hal ini. Saya bergabung dengan Micorosoft tahun lalu dan ditugaskan untuk mengurusi komunitas open source di Microsoft. Tugas saya adalah menyebarluaskan informasi seputar teknologi open source yang sudah mulai dikembangkan Microsoft ke berbagai komunitas open source secara global di seluruh dunia.
KOMPAS.com: Apa tidak takut disangka ikut-ikutan? Bagaimana pendapat Anda tentang kompetitor seperti Google dan Facebook yang sudah lebih dulu mengembangkan open source?
Gianugo Rabellino: Kami tidak takut disangka ikut-ikutan, karena kami mengembangkan open source berdasarkan penelitian kami bahwa pengguna membutuhkan kolaborasi untuk mengembangkan perangkat lunak.
Google dengan Android-nya dan Facebook dengan aplikasi-aplikasinya adalah contoh keberhasilan open source yang berkembang di kalangan pengguna TI.. Kami percaya Microsoft pun akan memiliki kesuksesan yang sama. Tentu saja, Microsoft punya bisnis model dan strategi yang berbeda dengan Google dan Facebook, sehingga kami lebih percaya diri untuk mengembangkan teknologi ini saat ini.
KOMPAS.com: Bisnis model seperti apa yang dikembangkan Microsoft untuk teknologi open source ini?
Gianugo Rabellino: Microsoft akan lebih terbuka untuk membagikan source code sehingga bisa dimodifikasi oleh pengembang perangkat lunak yang lain. Kami telah memiliki alamat website khusus yakni http://www.codeplex.com/ untuk melihat semua informasinya disana. Ada banyak proyek yang kami bagi disana, termasuk juga berbagai source code yang bisa dimodifikasi dan dibagikan kembali di situs itu.
Bisnis model yang kami kembangkan adalah memberi kesempatan bagi pengembang perangkat lunak untuk berkolaborasi dengan kami dan membuat aplikasi-aplikasi dan modifikasi terhadap perangkat lunak yang kami miliki. Kami bisa menemukan partner bisnis yang tepat dari kolaborasi ini dan bisa membuat banyak pilihan bagi pengguna untuk memilih apa saja yang mereka butuhkan dari sebuah perangkat lunak.
KOMPAS.com: Apa strategi yang dilakukan oleh Microsoft untuk mengembangkan teknologi open source ini?
Gianugo Rabellino: Microsoft mendukung standarisasi dengan menjadi anggota di 150 organisasi pengatur standar di seluruh dunia dan secara aktif berpartisipasi dalam 350 kelompok kerja, dimana lebih dari 350 ribu aplikasi open source dijalankan di atas platform Microsoft. Kami juga mengembangkan teknologi open source di platform cloud. Selain itu, kami juga membangun komunitas open source untuk saling berbagi tentang informasi-informasi yang sedang berkembang, sekaligus menjadi pusat komunikasi bagi Microsoft dengan komunitas-komunitasopen source yang sudah terbentuk lebih dulu.
KOMPAS.com: Apa tantangan terbesar Microsoft dalam mengembangkan open source ini?
Gianugo Rabellino: Tantangan terbesar justru memberi pemahaman kepada masyarakat tentang apa itu open source dan bagaimana open source tersebut kini dikembangkan oleh Microsoft. Open source itu bukan berarti membagi-bagikan perangkat lunak secara gratis, bukan pula membuka rahasia perusahaan kepada publik. Open source adalah berbagi source codeyang memungkinkan untuk kolaborasi dalam hal mengembangkan perangkat lunak. Maka kami sengaja membangun komunitas open source untuk menyampaikan informasi-informasi ini.
0 comments:
Post a Comment